Sustainability Barista

Ini adalah sebuah pikiran saya pribadi yang paling sering muncul belakangan ini, “sustainability barista” satu konsep yang sebetulnya mengadopsi dari kata “sustainability coffee”, kedua hal di atas bisa di katakan memiliki arti yang sama yaitu ketahanan, berkelanjutan atau juga bagaimana dari hari ini sampai dikemudian hari nanti tetap exist. kata sustainability menurut wikipedia adalah “Sustainability is the capacity to endure” atau bisa di artikan ketahanan satu hal yang yang berkelanjutan, bagaimana melestarikan sesuatu adalah pengertian mudah nya, kita pasti banyak mendengar bagaimana coffee yang saat ini menjadi terbanyak minum setelah air putih datas yang perdagangkan setelah Migas, pastinya semua pakar di dunia kopi akan berfikir sama yaitu jika geliat dunia kopi yang sangat marak akhir-akhir ini perlahan pudar dikarenakan tidak ada innovasi dari industry nya, sama hal nya Barista jika di kemudian hari kelak profesi barista meredup dan tidak menarik lagi mungkin akan banyak barista beralih profesi, maka dari itu yang harus di pikirkan sebetulnya adalah bagaimana profesi barista ini tetap menarik dan menjadi buruan banyak orang dan juga profesi barista ini bisa berkelanjutan bukan hanya meracik kopi tetapi mungkin bisa menjadi seorang roaster, manager atau pun innovator sebuah produk turunan kopi, saat ini profesi barista belum banyak yang memikirkan bagaimana barista sebagai jenjang karier atau malah bagaimana sang barista bisa menjadi seorang entrepreneur di bidang nya kelak nanti.
Banyak seminar, talk show atau pun forum yang membahas sustainability coffee ini dengan berbagai pemikiran yang dimuktahirkan setiap tahunnya, tujuan nya sama yaitu mempertahankan komoditas ini tetapi menjadi minuman popular di dunia.
Saya kemudian berfikir dan bertanya pada diri sendiri, jika kopi sebagai komoditi kita lestarikan dengan baik apakah bisa di lestarikan juga di tingkat konsumen? Pikiran saya langsung bertuju ke end user dari kopi ini yaitu barista yang meracik menjadi minuman kopi yang sangat di gemari, dan timbul pertanyaan; apakah kita terlalu memikirkan kopi sebagai komoditas yang harus baik dan dikonsumsi lebih baik lagi, pada saat kita hanya memikirkan kopi sebagai komoditas yang harus lebih baik dari sisi produsen dan konsumen, kita seakan lupa bahwa di tangan barista lah kopi pada rantai terakhir nya, jadi jika barista tidak lagi menjadi profesi menarik mungkin rantai terakhir itu juga akan pelan-pelan terputus.
Apa yang bisa kita lakukan untuk membuat sustainability barista, tentu nya peran pemerintah yang saat ini sedang mencoba menetapkan sebuah trobosan baru pada dunia barista yaitu sebuah ketetapan Kompetensi dasar untuk seorang barista, yang nanti nya bisa menjadi acuan seorang yang ingin atau sudah menjadi barista tentang apa saja kompetensi yang harus mereka miliki pada tingkat dasar. Sebagai pelaku di bidang perkopian dan ke-barista-an kita tentunya harus juga turut serta mepromosikan barista sebagai sebuah profesi dan pekerjaan yang layak untuk di geluti; karier, ilmu tambahan, atau lainnya yang mendukung seseorang akan tertarik menjadi barista harus ter-innovasi dengan baik, para barista yang saat ini sudah menggeluti dunia ke-barista-an ini pun harus turut andil untuk menjadi brand ambassador profesi barista.
Bayangkan berapa banyak anda melihat cafe berganti baristanya? Berapa banyak barista beralih profesi saat ini? Atau malah barista yang berfikir profesi ini tidak bisa jadi pegangan hidup, kencendrungan ini terjadi dikarenakan tidak ada sistem berkelanjutan dari profesi ini, apa cukup seorang barista bisa membuat espresso? Atau apa cukup kebanggaan barista akan latte art nya? Tentu sang barista akan berfikir jika tahunan mereka hanya melakukan hal yang sama mereka akan bosan dan jenuh melakukannya. Mungkin ini yang juga menjadi alasan mereka berpindah tempat kerja atau bisa juga mereka terkikis skills dan knowledge nya kerena mengganggap pekerjaan nya sudah mudah buat dia dikarenakan dilakukan berulang-ulang atau biasa di sebut “over-used skills”
Semua pendapat diatas adalah pendapat pribadi semata, semoga bisa membuka mata kita untuk lebih concern kepada daily life seorang barista.